Rhaka Jaya Farm adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam petelur.
Di Kawasan compreng kabupaten dan satu satunya perusahaan di Kawasan ini
Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2017 dengan mengelola ayam produksi telur dengan total 500 ekor dan mampu menghasilkan 900kg setiap bulannya atau 30kg setiap harinya
Pada tahun 2018 kami meminjam dana dari bank nasional untuk membangun kendang kami dengn populasi 3200 ekor , dengan total keseluruhan ayam produksi kami saat ini telah memiliki 3700 ekor dan mampu menghasilkan 4,9 ton perbulan atau dengan rata rata perhari 165kg kami berhasil meningkatakn produksi kami lebih dari lima kali lipat di tahun sebelumnya.
Pada tahun 2018 kami meminjam dana dari bank nasional untuk membangun kendang kami dengn populasi 3200 ekor , dengan total keseluruhan ayam produksi kami saat ini telah memiliki 3700 ekor dan mampu menghasilkan 4,9 ton perbulan atau dengan rata rata perhari 165kg kami berhasil meningkatakn produksi kami lebih dari lima kali lipat di tahun sebelumnya.
Di tahun ini kami di beri kepercayaan kembali oleh bank untuk membangun kendang ayam baru dengan nilai pinjaman sebesar 500jt.
Dengan dana pribadi dan modal dari bank pada bulan
mei 2019 kami membangun kembali kendang barui dengan total populasi 3200 ekor.
Dan total keseluruhan ayam produksi kami saat ini 6900 ekor dan mampu memberikan produksi telur 10 ton lebih setiap bulannya atau rata rata harian 350kg setiap harinya
Di tahun 2020 ini untuk peratama kalinya Rhaka Jaya Farm mendapatkan amanah dari investor public santara dan secara resmi bergabung menjadi penerbit di santara.
Saat itu kami mendapatakan suntikan dana dengan total 2.5 M dan berhasil melunasi pinjaman bank kami dan mampu membangun kandang baru dengan kontrak awal 7500 ekor namun kami mampu membangun kendang dengan total 9600 ekor dengan itu kami memiliki 16.500 ekor dengan kemampuan produksi 800 kg setap harinya atau 25 ton setiap bulannya.
Risiko Usaha:
• Risiko Penyakit dan Mortalitas Ternak
Setiap usaha yang melibatkan makhluk hidup pasti akan dihadapkan pada resiko Penyakit dan Mortalitas yang terkadang tidak terhindarkan. Atas risiko Penyakit dan Mortalitas ini, RKHA cukup concern dan menjadikan pengalaman sebagai guru terbaik. Perusahaan telah bekerja sama dengan Dokter hewan dan komunitas peternak ayam yang tergabung pada KPAP, dimana komunitas cukup concern terhadap pengawasan kesehatan ayam secara harian. Risiko penyakit dan kematian ini dapat ditekan dengan pemberian vitamin secara terjadwal. Secara historis, tingkat mortalitas ayam Rhaka Jaya Farm mengalami penurunan hingga saat ini sebesar 3% dalam satu siklus setiap tahunnya.
• Risiko Kelangkaan Pakan
Berada di negara dengan iklim tropis seperti Indonesia ini membuat musim dapat berubah secara ekstrim pada waktu-waktu tertentu. Pada musim kering yang berurutan risiko yang dihadapi peternak ayam adalah terjadinya krisis bahan baku pakan terutama jagung yang mana menjadi salah satu bahan makanan pokok ayam petelur. Jagung yang langka akan membuat bahan pokok makanan ayam tersebut menjadi melambung tinggi sehingga peternak ayam harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit hanya untuk pakan ayam. Atas risiko tersebut Rhaka Jaya Farm telah berstrategi untuk melakukan pembelian stock pakan dengan jumlah yang banyak sebelum datang musim kering.
• Risiko Perubahan Cuaca
Dalam periode tertentu, terdapat beberapa waktu dimana terjadi peralihan cuaca baik dari musim kemarau ke musim penghujan atau sebaliknya. Atas peralihan cuaca ini sering kali, ayam petelur mengalami stress, yang tentunya akan mempengaruhi kondisi fisik dan produktivitas ayam dalam menghasilkan telur, serta mencegah ayam menjadi rentan penyakit dan menghasilkan telur yang kurang sempurna. Resiko ini diminimalisir dengan perusahaan menyiapkan kipas cooler, artinya suhu kandang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan ayam, system ini berjalan secara otomatis, selain itu dari team dokter hewan secara berkala memeriksa kesehatan ayam.
• Risiko Fluktuasi Harga
Meski di klaim telur ayam memiliki peluang pasar yang luas namun bukan tidak mungkin terjadinya fluktuasi harga. Risiko fluktuasi harga jual ayam bisa terjadi akibat over supply yang menyebabkan harga telur ayam anjlok. Fluktuasi harga terakhir terjadi pada Mei 2020 dimana harga menyentuh hingga level terendah di Rp. 18.000/kg. Ini juga disebabkan oleh pandemi yang kita hadapi di tahun 2020. namun Risiko ini telah diantisipasi oleh perusahaan dengan cara melakukan kerjasama dengan para pengepul. Penetapan harga jual melindungi perusahaan dari fluktuasi harga pasar ayam.